Pembimbingan klien anak untuk mencegah residiv oleh pembimbing kemasyarakatan bapas pati (implementasi permenkumham ri nomor 43 tahun 2022)

AGUS AWIBOWO, AJI DARMA (2024) Pembimbingan klien anak untuk mencegah residiv oleh pembimbing kemasyarakatan bapas pati (implementasi permenkumham ri nomor 43 tahun 2022). Master thesis, UNIVERSITAS MURIA KUDUS.

KLIK BACA DISINI UNTUK MEMBACA SECARA ONLINE

[thumbnail of Halaman Judul]
Preview
Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf - Published Version

Download | Baca Disini
[thumbnail of Bab 1]
Preview
Text (Bab 1)
Bab 1 TA.pdf - Published Version

Download | Baca Disini
[thumbnail of Bab 2] Text (Bab 2)
Bab 2 TA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download
[thumbnail of Bab 3]
Preview
Text (Bab 3)
Bab 3 TA.pdf - Published Version

Download | Baca Disini
[thumbnail of Bab 4] Text (Bab 4)
Bab 4 TA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download
[thumbnail of Bab 5] Text (Bab 5)
Bab 5 TA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download
[thumbnail of Daftar Pustaka]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka TA.pdf - Published Version

Download | Baca Disini

Abstrak

Dalam beberapa tahun terakhir, angka kenakalan remaja tidak mengalami penurunan; sebaliknya, setiap tahun terjadi peningkatan jumlah anak yang menghadapi masalah hukum. Perkembangan teknologi yang mudah diakses, khususnya media sosial, berkontribusi signifikan terhadap tren ini. Selain perkembangan kognitif, remaja juga meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan, termasuk pilihan mengenai masa depan, persahabatan, sekolah, dan pekerjaan, yang biasanya terjadi antara usia 11-12 dan 15-16 tahun. Namun, terlepas dari kemampuan mereka dalam mengambil keputusan, pengalaman praktis sangat penting untuk pengambilan keputusan yang efektif dalam skenario dunia nyata. Kurangnya pengalaman dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk, yang sering kali diperburuk oleh terbatasnya pilihan yang diberikan kepada mereka. Oleh karena itu, remaja memerlukan lebih banyak kesempatan untuk berlatih dan mendiskusikan skenario pengambilan keputusan yang realistis. Di Indonesia, jumlah pelaku kejahatan di bawah umur terus meningkat sehingga memerlukan instrumen hukum seperti Undang-Undang Sistem Peradilan Anak No. 11 Tahun 2012. Undang-undang ini bertujuan untuk membedakan perlakuan hukum terhadap anak, dengan fokus pada rehabilitasi dibandingkan retribusi. Peran lembaga pemasyarakatan seperti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Balai Pemasyarakatan (BAPAS) sangat penting dalam seluruh proses hukum, mulai dari penangkapan hingga penyelesaian hukuman anak.

Item Type: Skripsi/ Thesis (Master)
Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing: 1. Dr. Iskandar Wibawa, SH, MH
Kata Kunci: Kenakalan remaja, Pembimbing Kemasyarakatan, Pengulangan Pidana
Subjects: Hukum > Hukum (umum). Hukum secara umum. Yurisprudensi > Hukum pidana dan prosedurnya
Hukum > Hukum (umum). Hukum secara umum. Yurisprudensi
Program Studi: Fakultas Hukum > Magister Ilmu Hukum (S2)
Depositing User: Mr Firman Al Mubaroq
Date Deposited: 21 Apr 2025 07:55
Last Modified: 21 Apr 2025 07:55
URI: http://eprints.umk.ac.id/id/eprint/23338

Actions (login required)

View Item View Item