Studi Kasus Penerapan Model Konseling Behavior untuk Mengatasi Malas Belajar Siswa Kelas SD 2 Jepang Pakis Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012

Istiqomah, - (2012) Studi Kasus Penerapan Model Konseling Behavior untuk Mengatasi Malas Belajar Siswa Kelas SD 2 Jepang Pakis Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012. Update Test thesis, Universitas Muria kudus.

[thumbnail of Hal. Judul]
Preview
PDF (Hal. Judul)
Cover.pdf - Accepted Version

Download (504kB)
[thumbnail of Bab I] PDF (Bab I)
BAB_I.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (175kB) | Request a copy
[thumbnail of Bab II] PDF (Bab II)
BAB_II.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (221kB) | Request a copy
[thumbnail of Bab III] PDF (Bab III)
BAB_III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (199kB) | Request a copy
[thumbnail of Bab IV] PDF (Bab IV)
BAB_IV.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (241kB) | Request a copy
[thumbnail of Bab v] PDF (Bab v)
BAB_V.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (121kB) | Request a copy
[thumbnail of Bab VI] PDF (Bab VI)
BAB_VI.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (129kB) | Request a copy
[thumbnail of Daftar Pustaka]
Preview
PDF (Daftar Pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Accepted Version

Download (99kB)
[thumbnail of Lampiran] PDF (Lampiran)
LAMPIRAN_-_LAMPIRAN.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstrak

Di sekolah, di samping banyaknya siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti angka-angka rapor yang rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Kegagalan-kegagalan tersebut tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahya intelegensi, melainkan karena beberapa faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan siswa dalam belajar yaitu malas belajar, tidak adanya semangat dalam diri siswa untuk belajar karena minat dan motivasi belajar yang rendah. Di SD N 2 Jepangpakis Kecamatan Jati Kabupaten Kudus terdapat siswa yang malas belajar. Maka dari itu perlu adanya suatu penanganan khusus terhadap siswa yang mengalami masalah malas belajar. Untuk membantu mengatasi siswa yang malas belajar dapat diberikan layanan konseling individual dengan model konseling behavior. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:“Apakah dengan penerapan pendekatan Konseling Behavior dapat mengatasi malas belajar siswa kelas V SD N 2 Jepangpakis Jati Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012?” Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menemukan faktor faktor penyebab siswa malas belajar. 2. Mengatasi siswa yang malas belajar di kelas V SD N 2 Jepangpakis Jati Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menerapkan model konseling behavior. Penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan subjek penelitian yaitu tiga siswa yang mengalami masalah malas belajar, yaitu IN, EJ, dan MA. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, dokumentasi, dan kunjungan rumah (Home Visit). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa faktor penyebab siswa malas belajar dan efektivitas penerapan pendekatan konseling behavior dari ketiga konseli yaitu: 1. Konseli IN: 1) Faktor penyebab IN malas belajar adalah motivasi belajar rendah dan tidak mempunyai cita-cita, kurang perhatian dan motivasi belajar dari orang tua; 2) Perilaku yang ingin diubah yaitu sikap IN yang sering melamun dan tidak memperhatikan guru saat proses belajar pembelajaran didalam kelas dan lambat dalam belajar serta jarang belajar di rumah; 3) Efektivitas konseling behavior dapat kita lihat dari hasil akhir konseling yaitu: setelah dilaksanakan konseling sebanyak tiga kali dengan menerapkan model konseling behavior, IN lebih sering belajar di rumah, latihan/membiasakan mengerjakan soal-soal latihan, mulai berani bertanya pada guru di kelas, sering memperhatikan guru dan tidak lagi melamun saat proses belajar pembelajaran didalam kelas. 2. Konseli EJ: 1) Faktor penyebab EJ malas belajar adalah: lebih berminat pada mata pelajaran Penjaskes daripada mata pelajaran yang lain dan suasana rumah yang kurang mendukung, yaitu kedua adiknya yang sering ramai bermain di rumah; 2) Perilaku yang ingin diubah yaitu sikap EJ yang sering kurang memperhatikan guru dan sibuk sendiri memainkan alat tulisnya saat proses belajar pembelajaran didalam kelas serta jarang belajar di rumah; 3) Efektivitas konseling behavior dapat kita lihat dari hasil akhir konseling yaitu: setelah dilaksanakan konseling sebanyak tiga kali dengan menerapkan model konseling behavior, EJ menjadi rajin belajar, tidak hanya pelajaran Penjaskes melainkan juga pelajaran yang lain, memperhatikan guru dan tidak bermain sendiri di kelas saat proses belajar pembelajaran didalam kelas.3. Konseli MA: 1) Faktor penyebab MA malas belajar adalah: motivasi belajar rendah dan belum punya cita-cita serta kurang perhatian dan motivasi belajar dari orang tua; 2) Perilaku yang ingin diubah adalah sikap MA yang sering terlihat kurang semangat saat mengikuti pelajaran di kelas dan bahkan tidak pernah mencatat materi pelajaran,; 3) Efektivitas konseling behavior dapat kita lihat dari hasil akhir konseling yaitu: setelah dilaksanakan konseling sebanyak tiga kali dengan menerapkan model konseling behavior, MA menjadi lebih semangat mengikuti pelajaran di kelas dan sudah mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Rajin mencatat materi pelajaran dan tugas-tugas yang diberikan guru juga dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti memberikan saran kepada: 1. Kepala Sekolah: perlu diadakan pertemuan secara periodik dengan guru kelas dan guru mata pelajaran untuk membahas permasalahan siswa. 2. Wali Kelas: 1) Selalu memantau perkembangan siswa baik perkembangan akademik maupun perkembangan tingkah laku; 2) Membantu mengatasi siswa yang malas belajar agar siswa bisa mencapai prestasi belajar yang maksimal; 3) Mengadakan diskusi (tukar pendapat) tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan siswa yang ditemukan dalam pembelajaran serta berusaha membicarakan cara pemecahannya. 3. Orang Tua: 1) Selalu memperhatikan perkembangan akademik serta tingkah laku anak setiap hari; 2) Memberikan perhatian yang positif terhadap anak; 3) Menjalin kerja sama dengan sekolah dengan cara saling memberikan informasi mengenai perkembangannya baik di rumah maupun di sekolah.

Item Type: Skripsi/ Thesis (Update Test)
Dosen Pembimbing: Pembimbing I = Dra. Hj. Sutarti, SE, MM. PEMBIMBING II = Drs. Masturi, MM
Subjects: Pendidikan > Teori dan praktek pendidikan > Konsultas dan konseling pendidikan
Pendidikan > Teori dan praktek pendidikan
Pendidikan > Teori dan praktek pendidikan > Kehidupan sekolah. Perilaku dan kebiasaan siswa
Program Studi: Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan > Bimbingan & Konseling
Depositing User: Users 2136 not found.
Date Deposited: 09 Feb 2013 06:26
Last Modified: 09 Feb 2013 06:26
URI: http://eprints.umk.ac.id/id/eprint/1010

Actions (login required)

View Item View Item