Hastuti, Puji (2012) Studi Kasus Penerapan Model Konseling Behavioristik untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Tunadaksa Kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012. Update Test thesis, Universitas Muria Kudus.
![]() Preview |
PDF (Hal. Judul)
cover.pdf - Accepted Version Download (307kB) |
![]() |
PDF (Bab I)
BAB_I.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (99kB) | Request a copy |
![]() |
PDF (Bab II)
BAB_II.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (204kB) | Request a copy |
![]() |
PDF (Bab III)
BAB_III.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (111kB) | Request a copy |
![]() |
PDF (Bab IV)
Bab_IV.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (231kB) | Request a copy |
![]() |
PDF (Bab V)
Bab_V.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (71kB) | Request a copy |
![]() |
PDF (Bab VI)
Bab_VI.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (247kB) | Request a copy |
![]() Preview |
PDF (Daftar Pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Accepted Version Download (232kB) |
![]() |
PDF (Lampiran)
Lampiran-lampiran_27_September_2012.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
![]() |
Microsoft PowerPoint (Presentasi Ujian)
Puji_Presentasi_Ujian_2012_Presentasi.ppt - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
Abstrak
Anak Tunadaksa merasa hidupnya tidak berguna dan hanya menjadi beban bagi orang lain. Mereka merasa kesulitan untuk melakukan sosialisasi dengan dunia luar, karena keterbatasan fisiknya sehingga mengalami krisis percaya diri. Salah satu konseling yang dapat untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak Tunadaksa adalah konseling Behavioristik. Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah: Bagaimana penerapan model konseling behavioristik dapat meningkatkan rasa percaya diri pada siswa tunadaksa kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model konseling behavioristik guna meningkatkan rasa percaya diri pada siswa tunadaksa kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012. Sedangkan yang menjadi kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah: (1) memberikan wawasan keilmuan khususnya yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling, lebih khusus wawasan ini menyangkut tentang upaya meningkatkan rasa percaya diri pada siswa Tunadaksa melalui penerapan model konseling behavioristik. (2) Menjadi bahan pustaka untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Sedangkan kegunaan praktis kegunaan praktis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: (1) menambah wawasan bagi Pembimbing dalam layanan konseling, khususnya dalam penanganan siswa tunadaksa kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus yang rasa percaya dirinya rendah dengan menerapkan konseling behavioristik. (2) Guru Pembimbing dapat menerapkan konseling Behavior kepada siswa tunadaksa kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus sehingga mampu menangani siswa yang rasa percaya dirinya rendah agar menjadi meningkat. (3) membantu orang tua siswa tunadaksa kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus dalam membimbing putra putrinya yang rasa percaya dirinya rendah.(4) membantu siswa tunadaksa kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus untuk mengenali potensi dirinya termasuk kelebihan dan kekurangannya sehingga percaya dirinya meningkat. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka dalam penelitian ini hanya mengungkap tentang cara memberikan bantuan kepada siswa kelas Tunadaksa Kelas III SDLB yang rasa percaya dirinya rendah dengan penerapan model konseling behavioristik.Jenis penelitian studi kasus. Pendekatan penelitian dilakukan dengan cara kualitatif deskriftif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Subjek penelitian adalah: 3 (tiga) konseli, kelas III SDLB tahun pelajaran 2011/2012 yang diasumsikan mengalami rasa percaya dirinya rendah. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya rasa percaya diri siswa Kelas III Tunadaksa SDLB Cendono Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012 yaitu faktor penyebab dari dalam diri YAR, FBS, dan TAW rasa percaya dirinya rendah adalah ketunaan fisik kedua kakinya mengalami kelayuan, tangan kanannya mengalami kelayuan, dan tangan kirinya mengalami kelayuan sehingga berdampak pada perilakunya suka menyendiri, malu, penakut, kurang bergaul, kurang konsentrasi, malas belajar, dan hiperaktif. Faktor dari orang tua yaitu adanya kurang rasa kasih sayang dan sikap memanjakan dari klien sehingga kemandiriannya kurang. Lingkungan pergaulan yang mempengaruhi diri Konseli yaitu adanya ejekan dari teman pergaulannya sehingga klien lebih menyukai berdiam diri, apatis, tidak mau bersosialisasi dengan teman-temannya. (2) Penerapan model konseling Behavioristik untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa tunadaksa kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012 Penerapan model konseling Behavioristik dapat mengentaskan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh konseli tersebut dengan memberikan treatment konseling behavioristik dengan langkah, goal setting, technique implementation dan evaluation termination. Melalui treatment tersebut Konseli YAR, FBS, TAW. Konseli YAR dapat merubah perilakunya yang minder/malu berubah menjadi percaya diri dan pemberani, perilaku suka menyendiri berubah menjadi anak yang suka bergaul dan bersosialisasi, perilaku pemalas menjadi rajin, dan perilaku manja berubah menjadi perilaku mandiri/ normal. Konseli FBS dapat merubah perilakunya dari yang pemalu, pemarah, dan tukang gambeg berubah menjadi percaya diri, penyabar, pemaaf, dan bersikap lapang dada baik di sekolah maupun di rumah. Konseli TAW dapat merubah perilakunya dari yang hiperaktif, penakut dan malas berubah menjadi percaya diri dan pemberani serta berperilaku normal dan bersahaja baik di sekolah maupun di rumah. Disarankan kepada: (1) Kepala Sekolah hendaknya turut mendeteksi secara dini gejala-gejala siswa yang rasa percaya dirinya rendah sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan belajar siswa di sekolah. (2) Guru pembimbing hendaknya dapat mendeteksi secara dini siswa-siswa yang memiliki gejala rasa percaya dirinya rendah dengan memberikan layanan bimbingan dan konseling Behavioristik. Melalui pendekatan ini siswa yang rasa percaya dirinya rendah meningkat kepercayaan dirinya. (3) Orang tua/ wali murid hendaknya turut mendeteksi anak-anaknya di rumah yang memiliki rasa percaya dirinya rendah sehingga dapat terdeteksi sejak dini dan dapat bersama-sama sekolah untuk membantu dalam memecahkan dan menangani permasalahannya dengan efektif dan efisien. (4) Siswa-siswi yang merasa rasa percaya dirinya rendah dapat meminta layanan bimbingan konseling agar perilaku berubah dari rasa percaya diri rendah menjadi tinggi.
Item Type: | Skripsi/ Thesis (Update Test) |
---|---|
Dosen Pembimbing: | Pembimbing I: Drs. H. Sucipto, M.Pd Kons., Pembimbing II: Drs. Arista Kiswantoro. |
Kata Kunci: | Studi Kasus, Model Konseling Behavioristik, dan Rasa Percaya Diri |
Subjects: | Pendidikan > Teori dan praktek pendidikan Pendidikan > Teori dan praktek pendidikan > Pendidikan dasar Pendidikan > Aspek-aspek khusus pendidikan Filsafat. Psikologi. Agama > Psikologi > Psikologi > Psikologi kepribadian Pendidikan > Aspek-aspek khusus pendidikan > Pendidikan anak dan remaja berkebutuhan khusus. Pendidikan anak dan remaja berbakat. |
Program Studi: | Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan > Bimbingan & Konseling |
Depositing User: | Users 2 not found. |
Date Deposited: | 10 Nov 2012 05:16 |
Last Modified: | 10 Nov 2012 05:16 |
URI: | http://eprints.umk.ac.id/id/eprint/522 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |