Mardianasari, Devi (2017) Penerapan Konseling Behavioral Dengan Metode Cognitive Learning Untuk Mengatasi Siswa Terisolir Smk Negeri 1 Kudus Tahun Ajaran 2015/2016. Update Test thesis, Universitas Muria Kudus.
Preview |
PDF (Hal judul)
HALAMAN_JUDUL.pdf - Accepted Version Download (1MB) |
PDF (Bab 1)
BAB_I.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (465kB) | Request a copy |
|
PDF (Bab 2)
BAB_II.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (562kB) | Request a copy |
|
PDF (Bab 3)
BAB_III.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (514kB) | Request a copy |
|
PDF (Bab 4)
BAB_IV.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (718kB) | Request a copy |
|
PDF (Bab 5)
BAB_V.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (499kB) | Request a copy |
|
PDF (Bab 6)
BAB_VI.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (359kB) | Request a copy |
|
Preview |
PDF (Daftar Pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Accepted Version Download (360kB) |
PDF (Lampiran)
LAMPIRAN.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Microsoft PowerPoint (Sidang)
Presentation1.pptx - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengatasi siswa terisolir SMK Negeri 1 Kudus dengan menggunakan konseling behavioral dengan metode cognitive learning. Hipotesis penelitian ini adalah: pemberian konseling behavioral dengan metode cognitive learning dapat mengatasi siswa terisolir SMK Negeri 1 Kudus tahun ajaran 2015/2016. Terisolir merupakan perilaku anti sosial seseorang dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat sehingga ditolak oleh teman sebaya dan masyarakat. menggunakan konseling behavioral dengan metode cognitive learning yang menangani masalah siswa yang terisolir dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat. Siswa yang terisolir apabila dibiarkan terus menerus akan menjadikan siswa yang menimbulkan masalah-masalah dan rasa ketakutan yang berlebihan sehingga tidak berani mengambil inisiatif, tidak berani mengambil keputusan, dan tidak berani memilih teman yang sesuai serta apabila keadaan yang demikian terus berlangsung akan menjadi gangguan emosional yang serius sehingga akan menjadikan rendah diri yang akan tetap melekat pada dirinya. Untuk mengatasi siswa terisolir yang dialami oleh siswa dapat melalui konseling behavioral dengan metode cognitive learning. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Data diperoleh melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini melalui 6 tahapan yaitu, analisis data, diagnosis, prognosis, pemberian layanan, evaluasi, dan tindak lanjut. Subjek yang diteliti adalah siswa terisolir SMK Negeri 1 Kudus, ada 3 siswa yang mengalami masalah terisolir yaitu ML, DC, dan DA. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, dapat disimpulkan penyebab ketiga klien mengalami masalah terisolir. Dalam penelitian ini mempunyai pokok permasalahan yang berbeda-beda. 1. Klien ML terisolir disebabkan oleh sikapnya yang sangat pendiam, tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain dan mempunyai perasaan takut yang mendalam ketika berkomunikasi dengan orang lain. 2. Klien DC terisolir disebabkan oleh kematian ibunya dan kurangnya perhatian dari ayah dan kakaknya sehingga ia cenderung seenaknya sendiri untuk mencari perhatian di sekolah. 3. Klien DA terisolir disebabkan oleh sifatnya yang angkuh dan memilih-milih teman. Dari permasalahan tersebut peneliti menggunakan konseling behavioral dengan metode cognitive learning untuk mengatasi siswa terisolir. Berdasarkan penemuan di lapangan, peneliti dapat memberikan saran kepada: 1. Kepala Sekolah: a) Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah serta suasana sekolah yang lebih nyaman dan mendukung. b) Mengadakan pertemuan/konferensi kasus secara periodik untuk membahas permasalahan yang ada pada setiap siswa. 2. Guru Bimbingan dan Konseling: a) Guru BK dapat menerapkan konseling behavioral dengan metode cognitive learning untuk mengatasi masalah siswa terisolir. b) Sebaiknya guru BK melaksanakan tindak lanjut terhadap layanan yang telah dilakukan oleh peneliti agar siswa lebih mendapatkan pandangan perilaku yang lebih adaptif dalam berkomunikasi dengan teman dan masyarakat. 3. Siswa: Siswa yang mengalami masalah terisolir diharapkan dapat lebih memahami keadaan yang ada pada dirinya, dan memahami dampak yang ditimbulkan oleh masalah terisolir tersebut sehingga siswa dapat lebih percaya diri dan memiliki motivasi berkomunikasi dengan baik di sekolah maupun di masyarakat. 4. Peneliti: Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, maka bagi peneliti nantinya dalam upaya mengatasi masalah siswa terisolir hendaknya lebih memahami kondisi keadaan siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang muncul terkait dengan permasalahan yang dialami oleh siswa dan menggunakan berbagai teknik dan metode lebih bervariatif sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh siswa. Selain itu dalam melakukan penelitian harus memperbanyak referensi agar mempunyai banyak bekal dalam melakukan penelitian dan akan lebih mudah dalam menerapkan konseling behavioral dengan metode cognitive learning.
Item Type: | Skripsi/ Thesis (Update Test) |
---|---|
Dosen Pembimbing: | PEmbimbing: Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd.,Kons |
Kata Kunci: | Konseling Behavioral, Metode Cognitive Learning, Siswa Terisolir |
Subjects: | Pendidikan > Teori dan praktek pendidikan |
Program Studi: | Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan > Bimbingan & Konseling |
Depositing User: | pustakawan umk |
Date Deposited: | 26 Apr 2017 08:04 |
Last Modified: | 26 Apr 2017 08:04 |
URI: | http://eprints.umk.ac.id/id/eprint/6842 |
Actions (login required)
View Item |