SENO WAHYUDI, EDI (2013) PENERAPAN KONSELING EKSISTENSIAL HUMANISTIK UNTUK MENGATASI SISWA MEMBOLOS DI KELAS X A TKJ SMK MAMBAUL FALAH PIJI DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Update Test thesis, Universitas Muria Kudus.
Preview |
PDF (HAL JUDUL)
HALAMAN_DEPAN.pdf - Accepted Version Download (498kB) |
PDF (BAB I)
BAB_I.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (125kB) | Request a copy |
|
PDF (BAB II)
BAB_II.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (372kB) | Request a copy |
|
PDF (BAB III)
BAB_III.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (240kB) | Request a copy |
|
PDF (BAB IV)
BAB_IV.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (309kB) | Request a copy |
|
PDF (BAB V)
BAB_V.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (75kB) | Request a copy |
|
PDF (BAB VI)
BAB_VI.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (39kB) | Request a copy |
|
Preview |
PDF (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Accepted Version Download (19kB) |
Abstrak
Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi pelajar setidaknya mereka yang pernah mengenyam pendidikan sebab perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dahulu. Banyak siswa yang sering membolos bukan hanya di sekolah SMK Mambaul Falah saja tetapi banyak sekalah mengalami hal yang sama ke semua di sebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal dari anak itu sendiri. Faktor eksternal yang kadang kala menjadikan alasan membolos adalah mata pelajaran yang yang tidak diminati. Sebab masa remaja adalah masa yang penuh gelora dan semangat kreatifitas. Eksistensial humanistik adalah konseling yang memberikan pengahargaan terhadap konseli sehingga menekankan pada kebebasan konseli itu sendiri, sehingga konseling eksistensial humanistik merupakan kosneling non-direcrtif atau kata lain konseli tidak bergantung pada konselor. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana penerapan pendekatan konseling eksistensial humanistik untuk mengatasi siswa membolos pada siswa di SMK Mambaul Falah Piji Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah; 1) untuk mengetahui faktor penyebab siswa membolos pada siswa XA TKJ SMK Mambaul Falah Piji Dawe Kudus. 2) untuk mengetahui penerapan model konseling eksistensial humanistik dalam mengatasi siswa yang membolos. Kegunaan penelitian dalam hal teoritis adalah: untuk memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling dalam mengatasi siswa membolos. Dalam hal praktis adalah: 1) untuk guru pembimbing lebih efisien dalam menangani siswa yang suka membolos dengan menggunkan teknik dan pendekatan dalam bimbingan dan konseling. Penelitian ini mengambil 3 subjek penelitian, pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: wawancara, observasi, dokumentasi. Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil analisis data menunjukan bahwa sikap egois disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Kasus konseli 1: sering bangun kesiangan dan suka bermain playstation dan online facebook. Konseli 2: sering diajak teman untuk membolos. Konseli 3: merasa uang saku yang diberikan oleh orang tuanya kurang. Berdasarkan hasil penelitian dengan kasus siswa membolos diketahui penyebab konseli untuk membolos. Konseli 1: tidak bisa mengatur waktu antara belajar dan bermain, setelah diadakan konseling tiga kali terhadap SP akhirnya konseli dapat menyadari perilaku dan kebiasaan membolosnya itu adalah salah, dan konseli SP mulai untuk mengubah perilaku membolosnya dengan cara menyadarkan perilaku konseli yang tidak bisa membagi waktu antara bermain dan belajar, konseli akhirnya dapat menyadari dan mengubah kebiasaan yang dulu bermain game dan online facebook sampai larut malam, dan sekarang konseli hanya bermain pada saat setelah pulang sekolah dan ketika pada malam hari waktu konseli digunakan untuk belajar dan tidur agar tidak ketinggalan pelajaran dan bisa bangun tepat waktu, sehingga konseli bisa berangkat sekolah dengan tepat waktu. Konseli 2: sulit mengajak ajakan teman untuk membolos, MS menyadari sikapnya yang selama ini tidak mampu menolak ajakan teman untuk membolos menjadi berani untuk mengatakan “tidak” pada setiap ajakan teman untuk membolos. Dan MS tidak lagi takut dengan ejekan teman-teman yang mengajaknya untuk membolos dengan sebutan anak kecil/anak mami karena MS sudah mengatahui bahwa sebenarnya itu adalah pancingan agar MS dapat ikut membolos bersama teman-temanya.. Konseli 3: merasa kurang dengan apa yang dimiliki, setelah diadakan koseling selama tiga kali MK dapat merubah sikanya yang membolos dan konseli dapat menerima dan mensyukuri setiap apa yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Dan tidak lagi mempersolakan uang saku yang diberikan oleh orang tuanya. Saran untuk 1) Kepala sekolah hendaknya menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan membuat peraturan yang bisa meminimalisir setiap keinginan siswa untuk membolos. 2) konselor Selalu memperhatikan perkembangan siswa khususnya siswa yang memiliki sikap dan perhatian khusus agar dapat mengembangkan diri dalam bersiosialisasi antar teman di sekolah. 3) Wali Kelas Memperhatikan para anak didik untuk dapat mendeteksi setiap perkembangan siswa, baik perkembangan fisik maupun permasalah yang dihadapi. 4) orang tua Mengawasi anak dalam setiap perkembangannya, baik di rumah maupun di luar rumah.
Item Type: | Skripsi/ Thesis (Update Test) |
---|---|
Dosen Pembimbing: | Drs. H.Sucipto, M.Pd.Kons dan Drs. Arista Kiswantoro |
Kata Kunci: | Kata kunci: Layanan Konseling Eksistensial Humanistik, Siswa Membolos. |
Subjects: | Pendidikan > Teori dan praktek pendidikan > Konsultas dan konseling pendidikan |
Program Studi: | Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan > Bimbingan & Konseling |
Depositing User: | Ririn Mela Safitri |
Date Deposited: | 22 Jul 2013 04:06 |
Last Modified: | 22 Jul 2013 04:06 |
URI: | http://eprints.umk.ac.id/id/eprint/1598 |
Actions (login required)
View Item |